Wood Pellet sebagai Energi Terbarukan

Kehadiran wood pellet atau pelet kayu sebagai sumber energi terbarukan diakui sebagai kabar baik di tengah ketidakstabilan harga batu bara. Sesuai namanya, pelet kayu gunakan bahan baku ramah lingkungan atau bioenergy. Bentuk bahan bakar alternatif ini sekilas menyerupai briket kayu, cuma saja ukuran dan perekatnya berbeda.

Pemakaian pelet kayu membantu kampanye pemakaian sumber energi terbarukan sebagai antisipasi menipisnya sumber energi tak terbarukan. Selain lebih bersahabat bersama dengan lingkungan, sumber energi terbarukan pun tak menggunakan biaya operasional yang cukup besar.

Lantas, apa saja kelebihan yang ditawarkan pelet kayu sebagai sumber energi alternatif? wood pellet manufacturers

Mempunyai potensi yang setara bersama dengan batu bara sebagai pasokan listrik. Pelet kayu dikehendaki mampu menggantikan batu bara secara bertahap untuk memangkas pemakaian sumber energi tak terbarukan;
Kandungan kalori didalam pelet kayu lebih rendah dibandingkan batu bara, yaitu 4.200 hingga 4.800 kkal/kg saja;
Sebagai sumber energi murah, wood pellet ternyata mampu membuahkan tenaga listrik yang sama besar dari batu bara maupun gas alam lainnya;

Produksi pelet kayu untuk PLTU secara tak segera membuka lapangan kerja lebih banyak. Sebagai perbandingkan, PLTU batu bara mempekerjakan kurang lebih 2.540 orang, waktu PLTU pelet kayu perlu kurang lebih 3.480 orang;
Permintaan pelet kayu didalam jangka waktu panjang mampu membantu pelestarian proses manajemen hutan.

Selain itu, lahan-lahan kritis yang mula-mula jadi area penambangan batu bara, timah, emas, nikel, dan lain sebagainya mampu dikembangkan jadi hutan tanaman khusus industri wood pellet. Misalnya saja kaliandra merah, mahang (Macaranga gigantean), dan karamunting (Melastoma malabatricum);

Pelet kayu mampu jadi komiditas baru yang menjanjikan di Indonesia, sebab terdapatnya ketersediaan lahan dan iklim yang menunjang;

Indonesia punya potensi membuahkan listrik biomassa hingga kurang lebih 49,8 GW atau 146,7 juta ton per tahun. Beberapa sumbernya mencakup dari residu padi (150 GJ per tahun), residu karet (120 GJ per tahun), residu gula (78 GJ per tahun), residu kelapa sawit (67 GJ per tahun) dan sampah organik lainnya (20 GJ per tahun).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *